Indonesia
Ada lelucon yang sedang berkembang diantara netizens Korea yang berbunyi bahwa sebagian besar orang di Korea Utara adalah tentara dan sebagian besar di Korea Selatan adalah idola.
Mungkin memang lelucon tersebut mengandung kebenaran. Dimana tampaknya setiap minggu kita di"suguhkan" grup idola baru, dengan beberapa dengan konsep baru dan musik segar, dan yang lain-lain mencoba pasar dengan memunculkan ide-ide lama yang sama.
Dan lebih sering lagi, idola K-Pop yang merambah keluar dari industri musik kebidang lainnya, yaitu akting.
Meskipun telah lama menjadi tradisi bahwa selama promosi resmi untuk lagu atau album baru, banyak bintang idola muncul di variety show, yang menjadi tren baru bagi para selebriti muda untuk tampil adalah dengan berakting dalam drama televisi atau film.
Sudah berada dalam begitu banyak tekanan dari media dan fans untuk terlihat sempurna dan berperilaku dengan cara tertentu, muncul dalam suatu peran dan berakting membuat para penyanyi ini menjadi "bahan" untuk dinilai lebih lanjut.
Di internet, kemampuan akting mereka diamati dan banyak kritikus lebih suka agar mereka tetap berada di dunia musik.
Gagasan ini, sekali lagi, telah didorong masuk ke dalam sorotan dengan sebuah artikel mingguan yang dirilis Instizthis dimana profesional industri menilai bakat akting dari tujuh idola K-Pop terkenal.
Para bintang ini dinilai berdasarkan peran mereka di masa lalu dan prediksi tentang masa depan karir mereka sebagai aktor.
Sebagaimana argumen-argumen ini terus bergulir dan mempertanyakankeabsahan idola-idola ini sebagai aktor, timbul pertanyaan mengenai apa arti sebenarnya menjadi seorang idola?
Apakah banyak kritikus salah mengasumsikan bahwa 'idola' identik dengan 'penyanyi'?
Memang, ada banyak penyanyi yang kemudian menjadi idola, sebagaimana yang kita tau selama ini.
Para selebriti ini menjalani tahun-tahun pelatihan sebelum memulai debutnya, tidak hanya berlatih menyanyi dan menari, tetapi juga akting dan kelas bahasa.
Ini semua tanpa menyebutkan hal-hal seperti diet ekstrim, waktu latihan yang intens, dan operasi plastik untuk memastikan bintang-bintang masa depan ini memiliki bentuk yang "pas"untuk berada bawah "mikroskop" kritik dari fans dan antifans.
Sejak usia yang sangat dini, para idola disiapkan untuk menjadi bintang, bukan musisi. Bahkan, seperti yang telah ditunjukkan dengan berjalannya waktu, beberapa dari mereka bahkan bukan vokalis yang sangat baik.
Kim Hyun Joong dalam sebuah wawancara baru-baru ini mengakui bahwa ia tidak melihat dirinya sebagai 'penyanyi idola' meski popularitasnya meningkat pada awal kemunculannya sebagai pemimpin grup idola SS501. Dalam banyak kesempatan bakat aktingnya lebih banyak dipuji daripada kemampuan bermusiknya dan ia memiliki peran penting dalam peningkatan perluasan idola menuju bidang akting.
Suka atau tidak, agensi-agensi besar tidak mencari bakat musik yang luar biasa, mereka, sebaliknya, mencari untuk menciptakan persona bintang yang mendunia - dan itu lebih luas dan jauh melampaui apa yang kita lihat di atas panggung atau dalam sebuah video musik.
K-Pop adalah bisnis yang sama seperti yang lain, dimana barang industri yang disediakan hadir dalam paket bakat muda yang "enak" dipandang mata.
Jadi kalau lain kali kamu mau mengkritik idola yang memberanikan diri terjun ke dunia akting, anggaplah bahwa itu hanyalah satu langkah lain dalam kariernya.
Tentu saja, upaya pertama tidak selalu menjadi berhasil, tapi seperti hal yang lainnya, praktek membuat suatu hal sempurna dan bukannya mengamati segala sesuatu yang mereka lakukan, cobalah untuk mengingat bahwa mereka disana karena suatu alasan, terlepas dari apa yang kamu atau orang lain pikirkan.
Setidaknya hargailah usaha mereka..
