Dalam episode baru-baru ini dari "Newsroom" JTBC mengungkap dibelakang fakta bagaimana perusahaan-perusahaan menggunakan 'sajaegi'.
(Sajaegi adalah sebuah sebutan untuk kegiatan sebuah perusahaan yang memanipulasi rangking musik dengan membeli sendiri lagu dan album artis mereka atau berulang kali melakukan streaming lagu-lagu. Ini adalah kegiatan yang tidak diperbolehkan dan perusahaan yang tertangkap menggunakan sajaegi akan bisa mendapatkan masalah besar, bahkan kemungkinan artis mereka akan dilarang tampil dalam acara-acara musik).
Mereka menemukan bahwa perusahaan pelaku sajaegi menggunakan ratusan telepon dan ribuan tanda identitas palsu untuk membuat akun online dan melakukan stream lagu dari satu artis berulang kali.
Dengan melihat album yang diburamkan penampilannya dalam acara ini, para pengguna internet menyadari bahwa album tersebut adalah album iKON, yang membuahkan sebuah penyelidikan dalam YG Entertainment.
CEO dari YG Entertainment, Yang Hyun Suk, merilis sebuah pernyataan spesial hari ini mengatakan bahwa ia menyambut dengan tangan terbuka penyelidikan akan sajaegi didalam perusahaannya.
"Dimasa lalu, berita seperti ini hanya menyebabkan kecurigaan akan sajaegi," Yang Hyun Suk mengatakan. "Jika penyelidikan dilakukan, aku akan mendukung mereka dalam cara apapun. Dalam dua tahun terakhir, ada tiga kasus dari penyelidikan sajaegi, namun akhirnya tidak mengarah pada apapun. Aku harap kita bisa mendapatkan hasil yang pasti kali ini."
Selain itu, Yang Hyun Suk menyebutkan bahwa agensi besar harusnya transparan hingga kegiatan ilegal bisa dicegah.
Menurutnya, rangking terbaru dari iKON adalah karena para fan dari grup boy band ini, bukanlah dikarenakan kegiatan sajaegi. Banyak para pengguna internet Korea merasakan bahwa laporan dari "Newsroom" akan membuat sajaegi menjadi sorotan dan menyebabkan dilakukannya penyelidikan untuk menemukan pelakunya.