Walau sudah tidak aktif melakukan promosi bersama grup, penggemar kaget ketika melihat Huang Zitao (Tao) ikut termasuk dalam mainan kertas EXO yang baru dirilis SM Entertainment.
Pada hari Rabu lalu, SM Entertainment mengumumkan secara online bahwa ada seri mainan baru yang disebut Paper Toy (mainan/boneka kertas) yang dirilis pada tanggal 18 Juni dimana boneka kertas ini berbentuk seperti miniatur anggota EXO. Kris dan Luhan tentunya tidak termasuk dalam seri mainan ini namun boneka Tao masih termasuk di dalamnya walau banyak diskusi yang mengatakan bahwa ia meninggalkan grup.
"Jadi awalnya mereka mengubah angka dari jumlah anggota di video pembukaan konser 'EXO Planet #2: The EXO'luXion' dari 10 menjadi 9 namun kemudian mereka merilis boneka kertas dengan jumlah 10 anggota termasuk Tao," tulis seorang penggemar di situs reddit. "Berhentilah bermain-main dengan penggemar."
Setelah menghentikan aktifitas promosi bersama EXO, media melaporkan Tao sedang mendirikan studio pribadinya di Cina. Pada hari Jumat, SM Entertainment merilis pernyataan perihal ini.
"Kami mendengar bahwa Tao mendirikan studio Huang Z. TAO," ujar perwakilan dari SM Entertainment berdasarkan eNews. "Kami saat ini masih berdiskusi dengan Tao perihal karir masa depannya dengan EXO."
Walau terlibat kontroversi, Tao masih mengunggah foto di akun Instagramnya dengan foto di Disneyland pada hari Selasa lalu. Dilaporkan bahwa ia saat ini sedang berada di Amerika untuk proses penyembuhan cederanya.
Di sisi lain, SM Entertainment dilaporkan menolak keputusan akhir untuk berdamai mengenai perkara hukum dengan Kris dan Luhan. Berdasarkan keterangan dari Allkpop, penolakan melalui pengadilan kota Seoul akan mengangkat perkara ini ke pengadilan walau Kris dan Luhan menerima kondisi untuk berdamai.
Di bulan Februari, SM Entertainment melayangkan tuntutan hukum pada Kris dan Luhan atas tuduhan melanggar kontrak dengan melakukan promosi dan berkarir di Cina. Setelah tuntutan hukum di Shanghai, SM Entertainment juga melayangkan tuntutan yang sama pada Luhan melalui pengadilan Hong Kong pada tanggal 10 Februari.