Indonesia
Jung Woo harus melewati waktu yang sulit di sekolah menengah atas. Namun tampaknya itu menjadi sesuatu yang baik.
Walaupun ia menarik perhatian untuk perannya sebagai penjahat yang disukai pemirsa dalam film "Spare", ia tidak menjadi bintang hingga ia menunjukkan tahun-tahun tidak membahagiakan baginya dalam film tahun 2009 "Wish."
Lee Sung Han menyutradarai "Spare" dan ia tahu ia menginginkan Jung Woo untuk filmnya yang berikutnya. Film tersebut ternyata adalah kisah yang jung Woo tulis tentang pengalamannya sendiri sebagai pemuda yang nakal. Ketika belajar dalam Busan Commercial High School, Jung Woo muda bergabung dengan sebuah kelompok geng dan ingin menjadi petarung nomor satu di sekolah. Tujuan seperti itu sangat kontras dengan para saudaranya yang mencapai prestasi tinggi disekolah dan seacra alami menimbulkan konflik yang cukup besar.
Jung Woo tidak malu untuk mengatakan bahwa filmnya berdasarkan kisah nyatanya sendiri. Karakter yang Jung Woo mainkan dalam film "Wish" menggunakan nama aslinya Kim Jung Guk dan bahkan nama panggilannya, Jjanggu. Filmnya di rekam di Busan dan sutradara memakai jasa beberapa teman Jung Woo untuk memainkan karakter teman-temannya.
Walau "Wish" adalah film yang memberikan fokus pada sekolah menengah atas, pernyataan luasnya adalah tentang kekerasan dalam masyarakat Korea yang dipahami oleh banyak pemirsanya. Film ini menjadi pilihan resmi dalam '2009 Busan International Film Festival." Peran Jung Woo dalam "Wish" memberikannya penghargaan Best New Actor Award dalam "Grand Bell Awards."
Karena kesuksesan dari "Wish" Jung Woo ingin menulis lebih banyak film. Didalam wawancaranya tahun 2010 dengan majalah Arena Homme, sang aktor berbicara tentang mempelajari naskah untuk memperbaiki kemampuannya menulis naskah.
"Aku ingin mengetahui apa yang para aktor pikirkan dan rasakan dari sudut pandang sutradara, " ia mengatakan. "Sementara mempelajari naskah, aku bisa melihat makna sepenuhnya. Aku mencari naskah dari karya yang berbeda, seperti 'Old Boy.' Dengan sering kali membandingkan film sebenarnya dan naskahnya, aspek berbeda dari pekerjaan ini bisa terlihat."
Dengan melakukan itu ia bisa melihat bagaimana para aktor menginterpretrasikan naskah dan bagaimana sutradara membantu membuatnya menjadi hidup. Ini menstimulasi imaginasinya.
"Sementara belajar, aku menstrukturisasi dan menulis naskah dan aku berfikir hal ini membantuku dalam cara tertentu. Aku menyelesaikan menulis naskah dengan cara ini. Suatu hari, aku ingin membuat sebuah film."
Kenangannya di Busan menginspirasikan sebuah naskah dan aksen Busan yang ia miliki menjadi bermanfaat ketika ia mendapatkan peran dalam drama "reply 1994." Ia memenangkan pujian untuk penampilannya dalam drama, selain juga pekerjaan aktingnya dalam "You're The Best Lee Soon Shin" dan film "Red Family."
Ia bisa disaksikan dalam film tentang tren musik rakyat ditahun 1960an di Seoul, "C'est Si Bon."
